// Posted by :Unknown // On :Sabtu, 07 Desember 2013


“Apa? Lo jadian sama Rival?”, suara Ribkha membuat semua pengunjung menoleh ke kami berdua. Kami hanya bisa cengar cengir melihat seluruh mata yang menoleh ke kami. Memang dasar deh Ribkha suaranya mirip toak banget gak bisa pelan.
“Eh pelanin dikit tu suara, jangan kek orang kampung deh. Malu sama pengunjung café tuh” tukasku dengan nada agak kesel.
Gue dan Ribkha bersahabat sejak SMP sampai SMA sekarang. Walaupun kami tak pernah duduk di satu kelas yang sama, tapi Ribkha adalah sahabat terbaik yang selalu nemenin gue. Dia adalah tempat curhat terbaik. Dia selalu bisa buat gue merasa lebih baik disaat gue punya masalah. Dan Rival adalah teman Ribkha sejak kecil. Dari SD sampai SMA mereka selalu satu kelas.
Ribkha yang mengenalkan aku dengan Rival. Saat pertama kali bertemu dengan Rival, tiba-tiba saja jantungku berdegub kencang. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Rasanya sih aneh, tapi itulah yang aku rasakan.
Rival adalah lelaki yang memiliki banyak talenta di bidang olahraga. Dia jago banget main basket, voli, badminton dan tenis meja. Dia punya suara yang merdu banget. Pokoknya siapa yang denger suaranya mabuk kepayang deh pasti. Kata Ribkha, Rival masih pacaran satu kali aja dan semenjak putus dari mantannya itu dia gak pernah lagi pacaran. Mungkin dia sayang banget sama mantannya itu kali ya sampai-sampai gak mau gantikannya dengan yang lain.
“Kok bisa? Gimana caranya dia nembak lo?’ serbu Ribkha dengan muka heran
“Eumm, ya gitu deh. Tanya aja langsung sama orangnya gih.”
“Ih gak seru deh, gue kan penasaran tau,” celoteh Ribkha dengan nada gambek
“Hebat lu bisa buat dia jatuh cinta lagi setelah sekian lama.”
“bukan gue yang hebat bro, tapi cinta kan datang tanpa diduga. Lo gak cemburu kan rib? jangan-jangan lo mendem perasaan sekian lama kali ke dia. Ngaku aja deh. kalo lo ngaku gue bakal mundur deh tapi ada syaratnya ni lo harus nraktir gue selama sebulan penuh.”
“ah gila aja lo. Gue makan aja susah mau nraktir lo lagi. MAHAL!”
“ya udah baik-baik deh lo ya sama dia. Dia pernah gagal pacaran sekali sampe buat dia trauma. jangan lo buat dia trauma lagi untuk kedua kalinya
“Siap bos!”
Kulangkahan kaki mungilku menuju rumah Ribkha, sengaja aku pamit ke rumah Ribkha padahal sebenarnya aku ingin kencan dengan Rival. Inilah adalah kencan pertamaku dengannya. Sebenarnya aku belum dibolehin pacaran sama mama. Katanya anak kecil belum boleh pacaran ya. Padahal gila aje badan gue udah bongsor gini dibilang masih kecil. Mama ini ada-ada aja deh ah.
Deru sepeda motor. Tidak lain dan tidak bukan pasti suara motornya Rival. Aku keluar ditemani oleh Ribkha.
“Hai Ribh, apa kabar? Lama gak ketemu ya.” Sapa Rival
“Ah gila lo val, tiap hari kita ketemu di sekolah lo bilang lama gak ketemu.” Tukas Ribkha
“Gue pinjem temen lo sebentar ya say.” Kata pandu dengan nada merayu sambil becanda
“Lo jaga temen gue ini. Awas kalo ada apa-apa gue tuntut lo sampai ke liang lahat!” seru Ribkha
“Gila lo kejam amat sama gue.” Balas Rival
“kalian ini asik ngobrol sendiri aja. Gue diabaikan gini.” Kataku dengan nada kesal
“maaf sayang, jangan cemburu dong.” Bujuk Rival
“ya udah berangat kalian gih nanti keburu malam.” Kata Ribkha
“ya udah kami berdua berangkat dulu ya.” Jawab Rival sambil memicingkan mata
Aku melihat mereka dengan tatapan aneh.
Di perjalanan aku asik sendiri dengan fikiran anehku. aku memikirkan hubungan antara Rival dan Ribkha. Mereka sangat dekat, jauh dari perkiraanku selama ini. Tatapan Ribkha kepada Rival dan sebaliknya seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku. tapi apa? Ahhh mungkin ini hanya perasaanku saja kali.
“kamu kenapa? Kenapa diam saja dari tadi?” pertanyaan Rival membuyarkan lamunanku
“Eummm, sebenernya seberapa deket sih hubungan kamu dengan Ribkha?” tanyaku
Rival tersedak
“kamu gak papa kan?” tanyaku dengan penuh khawatir
“aku gak papa kok cuma ketelen duri tadi.”
“makanya kamu kalau makan pelan-pelan dong jangan kayak kucing gitu duri pun diembat juga.”
“haha iya.” Jawab Rival sambil tertawa kecil
“tentang hubungan kamu dengan Ribkha?” tanyaku lagi dengan nada penasaran
“Aku dan Ribkha gak ada hubungan yang spesial lah. kan Cuma kamu orang terspesial di hati aku.” Jawabnya dengan nada menggombal
Sebenarnya aku sedikit tidak percaya dengan apa yang dia bilang tapi ya hubungan jika tidak ada rasa saling percaya maka tak akan bertahan lama dan aku tidak mau membuat kekacauan itu di dalam hidupku. Rival adalah pacar pertamaku dan sungguh aku sangat menyayanginya. aku tidak mau kehilangan dia jadi harus kujaga baik-baik apa yang sudah kumiliki saat ini. Jangan karena hal konyol aku kehilangan seseorang yang sangat berharga bagiku.
Hubunganku dan Rival sudah berjalan sebulan lebih tapi aku tak sedikitpun merasakan hal yang istimewa dari dia. Aku malah merasakan dia lebih dekat ke Ribkha sahabatku daripada aku. Dulu sering sekali aku melihat mereka makan di kantin berdua tanpa aku. Mereka terlihat sangat akrab. Tapi aku membiarkan mereka begitu saja karena aku sedang sibuk dengan tugas tugas dan tugas. Saat aku sedang belanja bareng mama juga di mal aku tidak sengaja melihat mereka berdua makan berdua di café dan terlihat sangat dekat sekali. Karena disitu ada mama maka aku gak berani nyamperin mereka. Takut ketauan mama. Sampai pada saat ini aku juga sering memergoki mereka sering jalan berdua sehabis pulang sekolah. Dan sekarang aku merasa terkhianati. sahabatku dari kecil dan pacar yang sangat aku sayangi sepertinya menjalin hubungan di belakangku. Dimana hati mereka sampai-sampai tega menghianati aku? apa salahku?
Sampai pada saatnya aku tak sanggup lagi dengan ulah mereka. Aku temui mereka saat mereka sedang asyik berduaan di sebuah café dekat taman.
“Enak ya bisa mesra-mesraan disini”. Kataku dengan nada sinis
“Re…Re…Resiii” jawab Ribkha dengan nada terbata-bata
“Sayang, ini gak seperti yang kamu fikirkan. Dengarkan dulu penjelasan kami berdua,” jelas Rival
“Uda deh gak usah manggil-manggil gue dengan sebutan sayang lagi sekarang, gue udah lama muak dengan tingkah kalian berdua. Tega-teganya kalian mengkhianati gue. Dan lo Ribh, gue gak nyangka. Sahabat macam apa yang tega merebut pacar sahabatnya sendiri. Munafik banget lo jadi sahabat. Gue benci punya sahabat macem lo. Dan mulai sekarang anggep aja gue gak pernah kenal dengan lo berdua. Dan buat lo Ri, kita putus.”
Dan gue pergi meninggalkan mereka berdua dengan air mata yang masih mengalir di pipi. Gue gak tau sikap gue ke mereka berdua itu benar atau gak yang gak mengizinkan mereka berdua untuk menjelaskan sesuatu ke gue. Tapi menurut gue inilah yang terbaik. Gue bakal ngejauh dari kedua pengkhianat itu dan gak akan menganggap mereka berdua ada.
Saat istirahat sekolah tiba-tiba Ribkha datang ke kelas gue.
“Hai Res, sibuk ya?” Tanya Ribkha
Gue diem aja sambil terus mengerjakan hal yang sebenernya gak penting sih. lalu gue pergi ninggalin dia tanpa menoleh sedikitpun ke arah dia.
Sampai seminggu belalu aku dan Ribkha masih belum baikan. Aku ingat besok adalah hari ulangtahunku dan aku merasa sangat kesepian. aku merindukan sosok Ribkha. Di umurku yang ke tujuh belas tahun aku harus kehilangan sahabat terbaikku dan hubunganku dengan pacar pertamaku kandas karena sahabatku. sungguh malangnya nasibku ini.
Dan tepat jam 12 malam aku merayakan ulangtahunku seorang diri tanpa ada seorang pun yang ingat.
Kesokan harinya di sekolah semua orang bersikap aneh. mereka menjauhiku. Gak tau apa alasannya. Tak ada satu orang pun yang memberikan selamat padaku bahkan Ribkha juga tidak. Mungkin tak ada yang tau kalau hari ini aku ulang tahun. Tiba-tiba Reni nyamperin aku.
“Res, dipanggil Pak Robert disuruh ke Aula sekarang.” kata Reni
“Ngapain ke aula Ren?” tanyaku penasaran
“Tau deh datang aja kesana.”
Aku pun segera menuju ke aula. Dan Saat aku membuka pintu aula
“Surprise”
Happy birthday Resi, Happy Birthday Resi Happy birthday happy birthday happy birthday Resii.
Semua orang menyanyikan lagu itu buatku. Disitu ada Rival dan Ribkha juga. Aku terpana gak bisa ngomong apa-apa. Aku terdiam kaku sambil menangis
“Selamat ulangtahun ya sayang,” ucap Rival
“Selamat ulangtahun ya sahabatku,” ucap Ribkha juga
“tiup lilinnya dong, jangan diem aja,” teriak suara teman yang lain dari belakang
“make a wish dulu ya.” Suruh Rival dengan lembutnya
Dan setelah itu aku meniup lilin dibantu oleh Ribkha, kerena dia tau aku gak pernah bisa meniup semua lilin sendirian hehe
“Sebenernya waktu itu kamu salah paham sama kami berdua,” Ribkha memulai pembicaraan
“Selama sebulan itu aku dan Rival sibuk ngonsepin acara ulangtahun kamu. Kamu berdua gak perrnah khianati kamu. Dan aku gak mungkin merebut pacar sahabat aku sendiri. Aku sedih banget saat kamu nyuekin aku kemarin. duniaku seakan hilang. Aku kehilangan sosok kamu yang selalu cerewet, bawel dan ahh kamu pokoknya sahabatku yang terbaik deh.” Jelas Ribkha
“Seharusnya aku yang minta maaf. Aku bersikap kekanak-kanakan gak mau dengerin penjelasan kalian dulu maafin aku ya. Kamu memang sahabat terbaikku. Aku juga merasa kesepian saat kau gak ada,” sambil memeluk Ribkha
“Makanya kalau belum tau masalahnya ya ditanya dulu yang jangan main ngambek-ngambek aja,” sambar Rival sambil mengacak-acak rambutku.
Dan kami tertawa bersama..

Leave a Reply

Thank You For Your Coment

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

HEAD LINE NEWS CHRISTIANTATELU | christiantatelu.blogspot.com | Test